Senin, 11 Agustus 2008

RACUN


Dahulu kala di negeri Cina,adalah seorang gadis bernama Li-Li.Ia baru menikah dan tinggal diwisma mertua indah.
Dalam waktu singkat, Li-Li tahu bahwa ia sangat tidak cocok tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Karakter mereka sangat jauh berbeda.Dan Li-Li sangat tidak menyukai kebiasaan ibu mertuanya. Hari berganti hari, begitu pula bulan berganti bulan.Li-Li dan ibu mertuanya tak pernah berhenti berdebat dan bertengkar.
Yang makin membuat Li-Li kesal adalah adat kuno Cina yang mengharuskan ia untuk selalu menundukkan kepala untuk menghormati mertuanya dan mentaati semua kemauannya Semua kemarahan dan ketidakbahagiaan di dalam rumah itu menyebabkan kesedihan yang mendalam pada hati suami Li-Li, seorang yang berjiwa sederhana.
Akhirnya,
Li-Li tidak tahan lagi terhadap sifat buruk dan kelakuan ibu mertuanya. Dan ia benar-benar telah bertekad untuk melakukan sesuatu.
Li-Li pergi menjumpai seorang teman ayahnya yaitu Sinshe Wang yang mempunyai Toko Obat Cina. Ia menceritakan situasinya dan minta dibuatkan ramuan racun yang kuat
untuk diberikan pada ibu mertuanya.
Sinshe Wang berpikir keras sejenak. Lalu ia berkata, "Li-Li, saya mau membantu kamu menyelesaikan masalahmu, tetapi kamu harus mendengarkan saya dan mentaati apa yang saya sarankan."
Li-Li berkata, "OK pak Wang, saya akan mengikuti apa saja yang bapak katakan,
yang harus saya perbuat." Sinshe Wang masuk ke dalam, dan tak lama ia kembali dengan
menggenggam sebungkus ramuan.
Ia berkata kepada Li-Li, "Kamu tidak bisa memakai racun keras yang mematikan seketika, untuk meyingkirkan ibu mertuamu, karena hal itu akan membuat semua orang menjadi curiga. Oleh karena itu, saya memberi kamu ramuan beberapa jenis tanaman obat yang secara perlahan-lahan akan menjadi racun di dalam tubuhnya.
Sinshe Wang melanjutkan, “Setiap hari, sediakan makanan yang enak-enak dan masukkan sedikit ramuan obat ini ke dalamnya. Lalu, supaya tidak ada yang curiga
saat ia mati nanti, kamu harus hati-hati sekali dan bersikap sangat bersahabat dengannya.
Jangan berdebat dengannya, taati semua kehendaknya, dan perlakukan dia seperti seorang ratu."
Li-Li sangat senang. Ia berterima kasih kepada pak Wang dan buru-buru pulang ke rumah
untuk memulai rencana membunuh ibu mertuanya. Minggu demi minggu, bulan demi bulan pun berlalu. Setiap hari Li-Li melayani mertuanya dengan makanan yang enak-enak, yang sudah "dibumbuinya".
Ia mengingat semua petunjuk dari Sinshe Wang tentang hal mencegah kecurigaan.
Maka ia mulai belajar untuk mengendalikan amarahnya, mentaati perintah ibu mertuanya,
dan memperlakukannya seperti ibunya sendiri.
Setelah enam bulan lewat, suasana di dalam rumah itu berubah secara drastis. Li-Li sudah mampu mengendalikan amarahnya sedemikian rupa sehingga ia menemukan dirinya
tidak pernah lagi marah atau kesal.
Ia tidak pernah berdebat lagi dengan ibu mertuanya selama enam bulan terakhir karena ia mendapatkan bahwa ibu mertuanya kini tampak lebih ramah kepadanya. Sikap si ibu mertua terhadap Li-Li telah berubah, dan mulai mencintai Li-Li seperti puterinya sendiri.
Ia terus menceritakan kepada kawan-kawan dan sanak familinya bahwa Li-Li adalah menantu yang paling baik yang ia peroleh.
Li-Li dan ibu mertuanya saling memperlakukan satu sama lain seperti layaknya seorang ibu dan anak yang sesungguhnya. Suami Li-Li sangat bahagia menyaksikan semua yang terjadi. Suatu hari, Li-Li pergi menjumpai Sinshe Wang dan meminta bantuannya sekali lagi. Ia berkata, "Pak Wang, tolong saya untuk mencegah supaya racun yang saya berikan kepada ibu mertua saya tidak sampai membunuhnya!”
“Ia telah berubah menjadi seorang wanita yang begitu baik, sehingga saya sangat mencintainya seperti kepada ibu saya sendiri. Saya tidak mau ia mati karena racun
yang saya berikan kepadanya."
Sinshe Wang tersenyum. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya. "Li-Li, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Saya tidak pernah memberi kamu racun. Ramuan yang saya berikan kepadamu itu hanyalah ramuan penguat badan untuk menjaga kesehatan beliau.”
“Satu-satunya racun yang ada, adalah yang terdapat di dalam pikiranmu sendiri, dan di dalam sikapmu terhadapnya, …”
“… tetapi semuanya itu telah disapu bersih dengan cinta yang kamu berikan kepadanya ..." Sadarkah anda bahwa sebagaimana anda memperlakukan orang lain maka demikianlah persis bagaimana mereka akan memperlakukan anda?
Ada pepatah Cina kuno berkata: "Orang yang mencintai orang lain, akan dicintai juga sebagai balasannya."

Kamis, 10 Juli 2008

PESAN IBU




Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya."
"Nggak, Dik. Saya lapar mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak. Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda, sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak, Dik. Saya sudah kenyang."
Sambil berkukuh mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa buat oleh-oleh pulang, Om."
Dompet yang belum sempat dimasukan ke kantong pun dibukanya kembali. Lalu, dikeluarkan dua lembar ribuan dan si pemuda menyodorkan kepada si anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."
Dengan senang hati si anak itu menerima uangnya dan bergegas keluar restoran. Lalu, ia memberikan uang itu kepada pengemis di depan restoran. Merasa heran dan sedikit tersinggung, si pemuda menegur si anak penjual kue, "Hai, Adik Kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang? Kenapa setelah uang ada di tanganmu malah kamu berikan ke orang lain?"
"Om, jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh Ibu saya sendiri dan Ibu pasti akan sedih dan marah jika saya menerima uang dari Om bukan dari hasil menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."
Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu." Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu pasti akan senang sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."
Pembaca yang budiman.Dari hasil didikan seorang ibu yang luar biasa, lahirlah anak yang hebat! Walaupun mereka miskin harta tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain tetapi dengan bekerja keras, membanting tulang. Karena sesungguhnya, KERJA ADALAH KEHORMATAN bagi setiap manusia!

Rabu, 25 Juni 2008

Matematika Gaji dan Logika Sedekah


Dari sebagian rizki yang kita peroleh adalah milik orang lain. Maka Berbagilah..

Matematika Gaji dan Logika Sedekah Dalam satu kesempatan tak terduga, saya bertemu pria ini.Orang-orang biasa memanggilnya Mas Ajy. Saya tertarik dengan falsafahhidupnya, yang menurut saya, sudah agak jarang di zaman ini, di Jakartaini. Dari sinilah perbincangan kami mengalir lancar.

Kami bertemu dalam satu forum pelatihan profesi keguruan yangdiprogram sebuah LSM bekerja sama dengan salah satu departemen di dalamnegeri. Tapi, saya justru mendapat banyak pelajaran bernilai bukan daripelatihan itu. Melainkan dari pria ini. Saya menduga ia berasal dari kelas sosial terpandang dan mapan.Karena penampilannya rapih, menarik dan wajah yang tampan. Namun tidakseperti yang saya duga, Mas Ajy berasal dari keluarga yang pas-pasan.Jauh dari mapan. Sungguh kontras kenyataan hidup yang dialaminya dengansikap hidup yang dijalaninya. Sangat jelas saya lihat dan saya pahamidari beberapa kali perbincangan yang kami bangun.

Satu kali kami bicara tentang penghasilan sebagai guru. Bertukarinformasi dan memperbandingkan nasib kami satu dengan yang lain, satusekolah dengan sekolah lainnya. Kami bercerita tentang dapur kamimasing-masing. Hampir tidak ada perbedaan mencolok. Kami sama-samabernasib "guru" yang katanya pahlawan tanpa tanda jasa. Yang membedakansangat mencolok antara saya dan Mas Ajy adalah sikap hidupnya yang amatberbudi. Darinya saya tahu hakikat nilai di balik materi. Penghasilannya sebulan sebagai guru kontrak tidak logis untukmembiayai seorang isteri dan dua orang putra-putrinya. Dia juga masihmemiliki tanggungan seorang adik yang harus dihantarkannya hinggaselesai SMA. Sering pula Mas Ajy menggenapi belanja kedua ibu bapaknyayang tak lagi berpenghasilan. Menurutnya, hitungan matematika gajinyabarulah bisa mencukupi untuk hidup sederhana apabila gajinya dikalikan 3kali dari jumlah yang diterimanya.

"Tapi, hidup kita tidak seluruhnya matematika dan angka-angka.Ada dimensi non matematis dan di luar angka-angka logis."

"Maksud Mas Ajy gimana, aku nggak ngerti?"

"Ya, kalau kita hanya tertuju pada gaji, kita akan menjadi orangpelit. Individualis. Bahkan bisa jadi tamak, loba. Karena berapapunsebenarnya nilai gaji setiap orang, dia tidak akan pernah merasa cukup.Lalu dia akan berkata, bagaimana mau sedekah, untuk kita saja kurang." "Kenyataannya memang begitu kan Mas?", kata saya mengiayakan."Mana mungkin dengan gaji sebesar itu, kita bisa hidup tenang, bisasedekah. Bisa berbagi." Saya mencoba menegaskan pernyataan awalnya.

"Ya, karena kita masih menggunakan pola pikir matematis. Cobalahkeluar dari medium itu. Oke, sakarang jawab pertanyaan saya. Kita punyauang sepuluh ribu. Makan bakso enam ribu. Es campur tiga ribu. Yangseribu kita berikan pada pengemis, berapa sisa uang kita?"

"Tidak ada. Habis." jawab saya spontan.

"Tapi saya jawab masih ada. Kita masih memiliki sisa seriburupiah. Dan seribu rupiah itu abadi. Bahkan memancing rezeki yang tidakterduga."

Saya mencoba mencerna lebih dalam penjelasannya. Saya agaktercenung pada jawaban pasti yang dilontarkannya. Bagaimana mungkinmasih tersisa uang seribu rupiah? Dari mana sisanya? "Mas, bagaimana bisa. Uang yang terakhir seribu rupiah itu, kansudah diberikan pada pengemis ", saya tak sabar untuk mendapatjawabannya. "Ya memang habis, karena kita masih memakai logika matematis.Tapi cobalah tinggalkan pola pikir itu dan beralihlah pada logikasedekah. Uang yang seribu itu dinikmati pengemis. Jangan salah, bisajadi puluhan lontaran doa' keberkahan untuk kita keluar dari mulutpengemis itu atas pemberian kita. Itu baru satu pengemis. Bagaimana jikakita memberikannya lebih. Itu dicatat malaikat dan didengar Allah. Itu menjadi sedekah kita pada Allah dan menjadi penolong di akhirat.
Sesungguhnya yang seribu itulah milik kita. Yang abadi. Sementara nilaibakso dan es campur itu, ujung-ujungnya masuk WC." Subhanallah. Saya hanya terpaku mendapat jawaban yangdilontarkannya. Sebegitu dalam penghayatannya atas sedekah melaluicontoh kecil yang hidup di tengah-tengah kita yang sering terlupakan.Sedekah memang berat. Sedekah menurutnya hanya sanggup dilakukan olehorang yang telah merasa cukup, bukan orang kaya. Orang yang berlimpahharta tapi tidak mau sedekah, hakikatnya sebagai orang miskin sebab iamerasa masih kurang serta sayang untuk memberi dan berbagi. Penekanan arti keberkahan sedekah diutarakannya lebih panjangmelalui pola hubungan anak dan orang tua. Dalam obrolannya, Mas Ajyseperti ingin menggarisbawahi, bahwa berapapun nilai yang kita keluarkanuntuk mencukupi kebutuhan orang tua, belum bisa membayar lunasjasa-jasanya. Air susunya, dekapannya, buaiannya, kecupan sayangnya dansejagat haru biru perasaanya. Tetapi di saat bersamaan, semakin banyaknilai yang dibayar untuk itu, Allah akan menggantinya berlipat-lipat. "Terus, gimana caranya Mas, agar bisa menyeimbangkan nilaimetematis dengan dimensi sedekah itu?". "Pertama, ingat, sedekah tidak akan membuat orang jadi miskin,tapi sebaliknya menjadikan ia kaya. Kedua, jangan terikat denganketerbatasan gaji, tapi percayalah pada keluasan rizki. Ketiga, lihatlahke bawah, jangan lihat ke atas. Dan yang terakhir, padukanlah nilaiqona'ah, ridha dan syukur". Saya semakin tertegun Dalam hati kecil, saya meraba semua garis hidup yang telah sayahabiskan. Terlalu jauh jarak saya dengan Mas Ajy. Terlalu kerdil selamaini pandangan saya tentang materi. Ada keterbungkaman yang lama sayarasakan di dada. Seolah-oleh semua penjelasan yang dilontarkannyamenutup rapat egoisme kecongkakan saya dan membukakan perlahan-lahankesadaran batin yang telah lama diabaikan. Ya Allah saya mendapatkansatu untai mutiara melalui pertemuan ini. Saya ingin segera pulang danmencari butir-butir mutiara lain yang masih berserak dan belum sempat saya kumpulkan.
*** Sepulang berjamaah saya membuka kembali Al-Qur'an. Telahbeberapa waktu saya acuhkan. Ada getaran seolah menarik saya untukmeraih dan membukanya. Spontan saya buka sekenanya. Saya terperanjat,sedetik saya ingat Mas Ajy. Allah mengingatkan saya kembali:
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yangmenafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benihyang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allahmelipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan AllahMaha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Terjemah QS. Al-Baqarah[2] 261)

By email Nike Rifa

Sabtu, 21 Juni 2008

Telaga Hati



Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.Pak tua bijak hanya mendengarkan dgn seksama, lalu Ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air.Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan,"Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya ", ujar pak tua"Pahit, pahit sekali ", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya.Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu.Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya."Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, "Bagaimana rasanya ?" "Segar", sahut si pemuda."Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua "Tidak, " sahut pemuda ituPak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata: "Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan; Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu".Pak tua itu lalu kembali menasehatkan: "Hatimu adalah wadah itu; Perasaanmu adalah tempat itu; Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian.Karena Hidup adalah sebuah pilihan, mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang?Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik"

(dari email Agus S)

Senin, 02 Juni 2008

Pedagang dan Nelayan


Ada cerita menarik yang bisa kita ambil, ternyata apa yang kita pikir dan apa yang kita mau tidak sama dengan orang lain, seperti dalam kisah ini yang di Post email oleh rekan saya "Agus Sutarya" antara Pedagang dan Nelayan.

Suatu hari, seorang pedagang kaya datang berlibur ke sebuah pulau yang masih asri. Saat merasa bosan, dia berjalan-jalan keluar dari villa tempat dia menginap dan menyusuri tepian pantai. Terlihat Di sebuah dinding karang seseorang sedang memancing, dia menghampiri sambil menyapa,"Sedang memancing ya pak?", sambil menoleh si nelayan menjawab,"Benar tuan. Mancing satu-dua ikan untuk makan malam keluarga kami".
"Kenapa cuma satu-dua ikan pak? Kan banyak ikan di laut ini, kalau bapak mau sedikit lebih lama duduk disini, tiga-empat ekor ikan pasti dapat kan?"
Kata si pedagang yang menilai si nelayan sebagai orang malas. "Apa gunanya buat saya ?" tanya si nelayan keheranan."Satu-dua ekor disantap keluarga bapak, sisanya kan bisa dijual. Hasil penjualan ikan bisa ditabung untuk membeli alat pancing lagi sehingga hasil pancingan bapak bisa lebih banyak lagi" katanya menggurui.
"Apa gunanya bagi saya?" tanya si nelayan semakin keheranan.
"Begini. Dengan uang tabungan yang lebih banyak, bapak bisa membeli jala. Bila hasil tangkapan ikan semakin banyak, uang yang dihasilkan juga lebih banyak, bapak bisa saja membeli sebuah perahu. Dari satu perahu bisa bertambah menjadi armada penangkapan ikan. Bapak bisa memiliki perusahaan sendiri. Suatu hari bapak akan menjadi seorang nelayan yang kaya raya".
Nelayan yang sederhana itu memandang si turis dengan penuh tanda tanya dan kebingungan. Dia berpikir, laut dan tanah telah menyediakan banyak makanan bagi dia dan keluarganya, mengapa harus dihabiskan untuk mendapatkan uang? Mengapa dia ingin merampas kekayaan alam sebanyak-banyaknya untuk dijual kembali. Sungguh tidak masuk diakal ide yang ditawarkan kepadanya.
Sebaliknya, merasa hebat dengan ide bisnisnya si pedagang kembali meyakinkan, "Kalau bapak mengikuti saran saya, bapak akan menjadi kaya dan bisa memiliki apa pun yang bapak mau".
"Apa yang bisa saya lakukan bila saya memiliki banyak uang?" tanya si nelayan.
"Bapak bisa melakukan hal yg sama seperti saya lakukan, setiap tahun bisa berlibur, mengunjungi pulau seperti ini, duduk di dinding pantai sambil memancing".
"Lho, bukankan hal itu yang setiap hari saya lakukan tuan, kenapa harus menunggu berlibur baru memancing?", kata si nelayan menggeleng-gelengkan kepalanya semakin heran.
Mendengar jawaban si nelayan, si pedagang seperti tersentak kesadarannya bahwa untuk menikmati memancing ternyata tidak harus menunggu kaya raya.
Pepatah mengatakan, jangan mengukur baju dengan badan orang lain.Si pedagang mungkin benar melalui analisa bisnisnya, dia merasa apa yang dilakukan oleh si nelayan terlalu sederhana, monoton dan tidak bermanfaat. Mengeruk kekayaan alam demi mendapatkan uang dan kekayaan sebanyak-banyaknya adalah wajar baginya.
Sedangkan bagi si nelayan, dengan pikiran yang sederhana, mampu menerima apapun yang diberikan oleh alam dengan puas dan ikhlas. Sehingga hidup dijalani setiap hari dengan rasa syukur dan berbahagia.
Memang ukuran "bahagia", masing-masing orang pastilah tidak sama. Semua kembali kepada keikhlasan dan cara kita mensyukuri, apapun yang kita miliki saat ini.

Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan.
Dan semua hasrat -keinginan adalah buta, jika tidak disertai
pengetahuan . Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran.
Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta
.


Intinya bahwa kita tidak bisa atau menyamai seseorang atau harus sama dengan orang lain, karena jelas bahwa saat Allah menciptakan manusia, sudah disurat takdirkan untuk perjalanan hidupnya, " Jadilah diri kita sendiri "

Salam
Nans

Jumat, 02 Mei 2008

Mulai belajar Bisnis


Menuju Dunia Baru II.

Thn 1997, Mulai aktivas perusahaan Toyota dikarawang, dengan jumlah karyawan sekitar 600 orang, makin banyak tali silaturahmi dengan kawan-kawan baru karena ada beberapa Plant dari sunter II dan sunter I banyak yang tidak kenal persaudaraan makin bertambah, mulai cerita awal bagaimana saya belajar usaha atau bisnis selain kerja ditoyota. ada lima sekawan yang berawal sering kongko, jalan-jalan ke puncak atau bermalam sambil memburu duren dan makanan lainnya, Lima sekawan :

1. Jacob HF Hope
2. Yusuf E
3. Eddy S Basuki
4. M. Nurrijal H
5. Nanan Purnaman (saya sendiri)

waktu terus berjalan persahabatan lima sekawan makin solid, dan ditahun 2002 mulai ada pembicaraan tentang usaha, pembicaraan pertama di peristirahatan Sentul sambil minum kopi, minum teh " sepertinya enak yach , kalau kita punya usaha selain kerja " awal mula kalimat yang memacu untuk berani melangkah di dunia usaha, dengan berbagai Ide dan rasa ketakutan (karena modal kurang), tapi langkah itu makin mantap dan akhirnya di buktikan untuk benar-benar menuju dengan membentuk Badan usaha , dalam perjalanan nya kita gabung dengan kawan-kawan dari Kansai Paint, ada tiga orang yang bergabung untuk mendirikan usaha
1. Amry D
2. Neny
3. Yenni

mulai menentukan nama Badan usaha maka terbentuklah badan usaha sebuah PT. dengan nama PT Hexa Mitra Utama (HMU). dengan pendiri 8 orang, lima orang Toyota dan 3 orang dari Kansai. perusahaan kita tidak menjual ditoyota walau pun saya dan pak jacob ada peluang untuk bisa bisnis ditoyota, tapi kita hindari , Customer pertama kita PT. Sugity Creatives, mulai kita hunting barang dan saya pun tapa di Glodok setiap minggu selama 1 bulan, kita coba kenalan dengan pengusaha atau pebisnis diglodok dan kita pelajari bagaimana order dan pembayarannya
gimana kita minimise keuangan kita karena modalnya pas-pasan. mulai kita dekati kawan-kawan supplier ditoyota kita terus hunting, dan bisnis mulai berjalan allhamdulilah.
disetiap perjalanan selalu tidak mulus, ada sesuatu yang membuat perjalanan dan semangat menjadi kendur ketidak cocokan ide dan pendapat, sampai masalah ditoyota timbul kita mulai dicurigai padahal bisnis kita tidak berhubungan dengan toyota, sampai ada team penyelidik untuk menyelidiki usaha saya dan kawan-kawan wal hasil Pak Eddy selaku pimpinan usaha mulai kendur dan malas untuk melanjutkan bisnis ini , kawan-kawan mulai dipecah ..............?

ya demikian adanya kondisi seperti itu akan kita temui satu sisi kita kerja dan satu sisi kita coba cari penghasilan diluar kerja.


kondisi seperti ini mulai saya berpikir bagaimana saya harus terus bergerak , atau saya akan terus dengan kondisi bahwa saya hanya mengandalkan gaji saja, pada tahun 2002 bulan april datang rekan-rekan menemui saya dirumah (dari bogor), ternyata intinya dia menawarkan kerja sama yang bergerak di bidang Civil Engginer, Contruksi pada saat itu saya cuma berpikir, nich orang gak salah ngajak usaha bareng , saya bilang" jangan untuk modal, atau rumah saya jual juga kagak cukup untuk modal." dia cuma bilang kagak butuh modal saya butuh anda untuk ada diperusahaan ". wah makin bingung bisa apa sekolah cuma sampai SLTA, terus dia menawarkan share saham , " saya makin bingung akhirnya saya cuma bilang" saya tidak butuh share silahkan anda akan kasih saya berapa , saya akan terima yang saya butuhkan adalah kejujuran dari anda semua". akhirnya deal.
yang ada dalam pikiran saya saat itu adalah , saya ingin mengembangkan Ilmu usaha yang telah saya dapat bersama kawan-kawan ditoyota. saya harus dapat apa yang saya cita-cita bukan hanya sekedar duit. dan ingin tahu maksud dari kawan saya dia mau manfaatin apa sama saya
akhirnya mulai bergabung, dan setiap sabtu saya mulai ngantor ke Cibinong naik umum dari karawang , Akhirnya mulai terjawab kenapa kawan saya membutuhkan saya dia jadikan saya untuk satu sebagi jembatan dan informasi tentang perusahaan yang bergerak dibidang otomotive. dan siapa yang akan dihubungi .
Mulai ngantor ke CIbinong di kampung Nangewer dan saya mulai ditunjuk sebagai adviser tanpa gaji, dan merangkap Marketing jika saya berhasil dapat orderan saya baru ada insentive, awal yang saya berikan adalah info market terutama berkaitan dengan seputar Otomotive berbekal info yang ada, kemudian mengulas tentang 5 R.
berangkat kecibinong naik umum dari karawang ~ cibinong , setiap hari sabtu bahkan hari minggu atau hari biasa setelah lepas kerja di toyota. praktis tidak pernah Over time di Toyota
balik kekarawang sampai rumah paling cepat jam 00:00 kadang jam 02:00 pagi setelah beberapa minggu kemudian istri mulai gelisah apa yang saya lakukan.
dengan muka masam dia menegur saya, padahal saya baru sampai kerumah jam 00:30 pertanyaan yang di lontarkan :
1. KEnapa baliknya malam terus (jam 00:00)
2. Hasilnya gak bawa2 apa (belum ada hasil)
3. Masalah kesehatan.
Berat banget, tapi saya harus jawab dan saya harus Win-Win , tarik napas yang dalam huuuuuup dan huuuuuuuuuu saya keluarkan pelan-pelan....? mulai saya jawab.......
1. Jarak jauh dan kalau hari biasa samapi tempat pasti sore.
2. Intinya saya tanya balik mau tidak ada perubahan, kalau tidak ya terima saya apa adanya
dan jangan mengharapkan Over Time lebih .
3. Kalau mau , saya mohon do'a dan restunya untuk kesehatan saya, kesuksesan .
akhirnya terjadi kesepakatan dengan istri, dan apa yang saya lakukan setuju dan gaji yang saya terima dari Toyota hanya gaji tok. tanpa Over Time. (kasian banget istri gue) tapi itu yang harus dia terima yang penting pembuktian hasilnya gimana..........?

Selasa, 15 April 2008


Menuju Dunia Baru I.

Saya mulai kerja tahun 1986 - 29 -September, di Mobilindo II , masuk di struktur Produksi, Bagian Small Press, menjadi operator mesin Press 45 Ts, Bos dilapangan saya Pak Suryo Wahono ( terimakasih banyak telah mengajari kerja ). Tipe saya adalah banyak ingin tahu sesuatu yang baru, kadang-kadang saya rada pembangkang, dari semua mesin di small press saya pernah coba semua. Sampai saya belajar tentang data produksi hal apa saja yang berkaitan tentang kegiatan produksi di area saya. Angkatan 86 paling berat prosesnya nunggu untuk jadi karyawan hampir 3 tahun, sempat dirumahkan 1 minggu, kemudian dipanggil lagi dan allhamdulillah saya diangkat menjadi karyawan. Akhirnya disinilah saya banyak belajar, mungkin hampir sama dengan akademi diluar.
Pelajaran pertama , saya disuruh membuat Daily Report Produksi. Kebeneran saya punya Group Head nya rada males untuk membuat laporan mungkin ribet atau apalah, pada saat dia menyodorkan kerjaan itu kepada saya , saya terima walau kagak faham, GH Cuma jelasin sekilas karena dia tidak memahami semuanya. PR baru dan saya tidak nyerah saya katakan ”Bisa”, jawaban ”Bisa” itu yang pasti saya ucapkan pada saat Bos atau atasan saya bila memerintah kepada saya, walaupun ada yang tidak bisa, karena pikir saya saat itu kalau tidak bisa itu urusan belakang, kalau tidak bisa pasti saya tanya.
Mulai saya tanya tentang report yang akan saya tanyakan.
untuk apa kita buat Report.
bagaimana cara buatnya.
Alhamdulillah akhirnya saya dapat jawaban dan penjelasan dari atasan lain yang secara kerjaan sama Cuma beda kapasitas mesin.
Peluang pertama tidak saya lewatkan sampai akhirnya saya ditarik menjadi administrasi untuk line produksi, data produksi saya pelajari semua sampai faham, waktu itu secara penulisan masih pakai manual tulisan tangan dan reportnya juga masih pakai tulisan tangan.
Terimakasih Pak Nono Wiguno (Nowi), yang telah memperkenalkan pada alat canggih computer tahun 1990 kira-kira, karena kagak pernah kursus, 1 Computer kantor jebol, belajarnya waktu masuk malam karena pakai computer punya orang dan gak sebanyak sekarang dulu hanya orang-orang tertentu ajach yang kerja dengan computer. Dari tahun 1986 sampai 1996 saya bekerja di Sunter II, karena 1996 akhir saya dimutasi kekarawang.
Pengalaman yang paling mengesankan pada saat disunter, adalah tampil Circle saya setiap tampil selalu juara dan tahun 1996 October saya berhasil jadi juara 1 di Toyota dan berhak mewakili Indonesia untuk ajang internasional di Nagoya Jepang. Senang dan bangga. Perjuangan yang cukup berat akhirnya membuahkan hasil.


Tahun 1997, ada rencana Perusahaan untuk memperbesar kapasitas produksi, kemudian dibuatlah pabrik baru didaerah Karawang Jawa Barat. berkat bantuan dari para petinggi saya dimutasi kan kekarawang. dan berada di Divisi PAD, saat project saya menangani pemindahan karyawan dari sunter ke karawang, Ilmu baru dapat bagaimana saya berinteraksi dengan orang lain dalam kerja. Kantor untuk aktivitas saya di Head Office , (wah keren banget biasa baju kumel sama oli, bau keringat sekarang rada keren ) saya ditugasi untuk memprogres perumahan disetiap developer yang ditunjuk oleh perusahaan. waaaaaaah banyak banget ilmu yang saya dapat. :
1. Membuat Schedule Progres perumahan
2. Jadi Negosiasi dengan pihak Developer
3. Berkomunikasi dengan Bank BTN.
4. Yang terakhir Gue bisa nyopir mobil........?(thanks Pak Widodo ER, Dirctore toyota, atas supportnya, Mas Bayu Hariatmoko yang ngompori saya untuk nyopir).
Dari pengalaman diatas yang didapat untuk pribadi saya :
1. Kerja Keras.
2. Jujur
3. Berani Berkomunikasi dengan orang lain
4. Menghargai orang lain
5. Berani Action.
Mulai kehidupan saya berubah untuk pase berikutnya alhamdulillah Allah memberikan Hidayah, Ilmu, Rizki, Kesehatan, dengan ucap penuh syukur kepadaMU ya Rabb, sang Kreator yang Agung tiada daya dan upaya diri ini, tanpa MU ya Allah, Allhamdullilah hirrabil allamin.
baca terus Menuju Dunia Baru II....

Rabu, 02 April 2008

Selamat Datang di Dunia Baru






Selamat Datang…….

Saya Nanan Purnaman , dilahirkan di Bandung (Cuma numpang lahir) perjalanan hidup lebih banyak di Tanjung Priok, Bahari V. sekolah selesai tahun 1984 (hanya SLTA), maklum kehidupan orang tua saya pas-pasan (bersyukur bisa sekolah) , masuk kerja tahun 1986 September di Toyota Mobilindo (sekarang jadi TMMIN). Sebetulnya ada tante saya (adik papah saya) menawarkan untuk kuliah, tapi tidak saya gubris , saya hanya berpikir saat itu adalah bagaimana saya mendapatkan uang, untuk membantu orang tua saya , karena ayah saya kerja tidak tetap kadang ngojek motor di pelabuhan Tj. Priok atau cari objekan lain bagaimana bisa menghidupi keluarga, ibu saya dagang warung kecil-kecilan dirumah. Awalnya ayah saya pelaut diperusahaan besar tapi pada saat usia saya 5 tahun , beliau sudah tidak kerja di laut lagi. Saya tidak faham kondisi saat itu, yang saya ngerti waktu saya sekolah SD, untuk bayar sekolah ajach ndet-ndetan, allhamdillah kira-kira pada tahun1980 ayah saya kerja lagi dilaut, dan sekolah saya bisa tamat sampai SLTA. Sebetulnya secara hirarki keluarga ayah saya atau kakek saya orang terkenal dari banten sampai ciwidey, dan punya harta cukup berlimpah didaerah panyocokan ciwideuy.tapi itu sekedar cerita saja untuk saya walau pun pernah saya cek memang benar kondisi itu, tapi untuk saya tetap hanya sebuah cerita….tidak ada pengaruh apa-apa untuk kehidupan saya.

Lulus sekolah bingung mau kemana?....,ngangur, luntang lantung, ada cerita menarik yang cukup menyedihkan, tahun pertama lulus saya nganggur, tapi untuk mendapatkan uang sehari lima ribu saya dapet, bisa buat beli rokok Jie sam Soe lebih dari cukup. Sisanya kasih ke ibu saya. Mendapatkan uang dengan cara dorong gerobak material. Anter pasir, semen, bahan bangunan lainnya, kembali cerita yang menyedihkan saat itu bulan memasuki Ramadhan, ”wah puasa nich....pikir saya, bentar lagi lebaran, yach gimana nich gak punya apa-apa babeh nganggur. Secara kebetulan ada tetangga saya jadi tukang bangunan, dan menawarkan ke saya untuk jadi kenek nya dia. Gak pikir panjang lagi langsung saya bilang siap....? kerja kenek bangunan berat euuy, ngaduk semen dengan pasir , balik sore pada pegel semua, karena gak biasa jadi kenek bangunan saat ngaduk semen dan pasir telat terus tukang marah-marah melulu, ternyata yang punya rumah perhatiin saya, dia nanya kok kerja nya seperti gak biasa, terus tanya sekolah gak: saya jawab...’ maaf pak betul saya tidak biasa, kami butuh uang mana mau lebaran lagi, saya baru tamat sekolah STM, kata saya, ” mudah-mudahan bisa dapet kerja yang lebih baik...”katanya, saya jawab Amin.
Kerjaan selesai tepat malam takbiran, hari itu saya dapat bayaran(lupa rupiahnya), dan dapat beras 5 liter, senang banget dapet duit dari hasil kerja dan bawa beras wahh bisa bikin ketupat lebaran nich. Sampai rumah ibu nangis saat anaknya memberi beras.
1 tahun lebih kerja serabutan, pernah ikut project ngecat di gedung BII.
1986 September 29, Masuk toyota mobilindo di sunter II, cerita baru mulai , hatur nuhun buat Kang Dindin Syafrudin yang telah membantu saya, dan buat kakak saya Dedy sutandi. Buat saudara ku Pak Darwoto, Nono Wiguno, Eddy S. Basuki terimakasih semuanya semoga Allah akan membalas semuanya Amin..
Bagaimana perjalanan saya selanjutnya...........?
http://www.winatateknik.blogspot.com